Ada beberapa tempat wisata air panas di kabupaten Bogor, salah satunya adalah wisata air panas Cigekbrong Diantara beberapa sumber mata air panas yang ada di daerah ini, hanya lokasi pemandian Air Panas Cigekbrong yang dikelola sebagai tempat tujuan wisata. Tiket masuk kelokasi saat itu ditetapkan sebesar Rp. 5000/orang. Memasuki gerbang pemandian Air Panas Cigekbrong, tampak deretan pohon palm raja teratur rapi disisi kiri dan kanan. Beberapa meter kemudian pengunjung akan disuguhi pemandangan kebun pines yang merupakan sentral dari lokasi pemandian ini. Kombinasi warna putih, abu-abu dan hitam terpadu dengan kontrast, serasi dengan warna hijau dedaunan pohon yang cukup banyak tumbuh disekitarnya. Pada beberpaa bagian dari bukit ini dipahat menyerupai anak tangga sehingga memungkinkan pengunjung untuk mendakinya .
. Disudut lain yang lebih sepi tampak didominasi oleh beberapa pasang muda-mudi, entah itu dibawah pohon, di beberapa cekungan maupun dibalik kebun vinus.
Di atas bukitkebun vinus, terdapat sebuah kolam kecil yang berisi air. Ketika saya mencoba untuk merasakan seberapa panas air yang ada di bukit tersebut, ternyata tidaklah sepanas yang diperkirakan bahkan mungkin suhu yang ada pada air tersebut terjadi hanya karena terkena terik sinar matahari. Rupanya untuk dapat merasakan air panas yang sesungguhnya, harus langsung mencobanya pada kolam rendam yang terletak di dalam rumah-rumah sewa. Dari cerita seorang teman yang pernah mencobanya, air yang berada di kolam rendam sewa itu cukup panas bahkan panasnya cukup menyakitkan untuk anak kecil. Penulis memutuskan untuk tidak mencobanya, karena hawa siang itu cukup terik dan lebih tertarik untuk menjajagi bukit karpur yang terletak di belakang Air Panas Cigekbronga. Dari petugas parkir sesaat sebelum memasuki loket pembayaran , diperoleh informasi bahwa di Air Panas Cigekbrong tersebut juga terdapat sumber air panas, namun belum dikelola secara penuh.
Penasaran dengan informasi ini tidak ada salahnya untuk mencoba mendaki, toh tidak terlalu tinggi, meskipun terik matahari terasa sangat menyengat kulit. Dan memang benar, terdapat sebuah kolam pemandian kecil disana dan sebuah kamar mandi dengan air panas mengalir didalamnya namun sayang bangunannya benar-benar "darurat". Saat itu tidak seorang pun yang mencoba mandi maupun berendam dalam kolam yang terletak di areal terbuka, tanpa adanya atap maupun pepohonan yang menaungi dari terik matahari. Hanya beberpa orang yang nampaknya penduduk sekitar sedang berbincang-bincang di bawah terpal biru ditemani segelas kopi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar