Kamis, 17 Maret 2011

Pantang Mengeluh

Sebagai manusia, wajarlah jika sesekali kita mengeluh dengan keadaan yang tidak sesuai keinginan. Tetapi, tidak pantas rasanya jika setiap kali kita menemukan hal yang melenceng saja dari apa yang kita inginkan dihadapi dengan mengeluh. Mengeluh sepertinya sudah menjadi “tren”. Contohnya saja dengan adanya jejaring sosial yang memungkinkan untuk kita bisa share apapun yang kita alami. Ini secara tidak langsung dapat menjadi hal pelancar mengeluh. Pentingkah menceritakan semua yang menimpa kita kepada semua orang? Apakah dengan menceritakan semuanya dapat menghilangkan masalah itu? Tentu tidak.
Memang, mengeluh sah-sah saja untuk mencari solusi masalah kita. Yang terjadi ketika kita mengeluh, apakah kita berpikir untuk menemukan solusi? Kebanyakan kita tidak berpikir jauh seperti itu. Secara tersirat, tujuannya hanya ingin orang mendengarkan keluh kesah kita
Sebenarnya, dengan atau tanpa mengeluh hidup tetaplah hidup. Yang harus dijalani walaupun lelah, yang harus dihadapi walaupun berat, yang harus dimengerti walaupun rumit. Memperlihatkan kelemahan kita justru akan menjadi negatif.
Sebegitu susahkah untuk bersyukur?

Rabu, 16 Maret 2011

Sebuah kisah tentang Kehidupan

Alkisah di suatu desa di tepi hutan tinggal seorang kakek tua dengan putra tunggalnya. mereka mereka hidup dari berternak kuda yang di ambil susu dan dagingnya. sang putra kerjanya sehari-hari mengembalakan beberapa ekor kuda yang mereka miliki ke padang rumput.
suatu hari seperti biasa putranya membawa kuda kudanya merumput ke lapangan. karena kelelahan dia tertidur di bawah sebatang pohon yang rimbun saat terbangun, dia terkejut karena dia mendapati kuda-kuda nya  tidak di lapangan lagi, tetapi entah hilang kemana. dia mencari-cari. mereka, tetapi berakhir dengan sia sia. akhirnya dengan langkah gontai, dia pulang ke rumah.
berita kakek tua kehilangan kuda kuda peliharaannya membuat gempar desa kecil tersebut. para tetangga segera berdatangan menyatakan duka mendalam atas kemalangan yang menimpa keluarga kake itu. seorang tetangga sambil menenangkan kake tua," Sungguh malang nasibmu, pak tua semua kudamu telah tiada sia sia jerih payahmu selama ini sungguh malang nasibmu."
kake tua terdiam sejenak lalu menjawab,"saya tidak merasa kemalangan, hal ini biasa saja, semua ini hanya bagian dari kehidupan ."
para tetangga bingung dengan tanggapan kake tua, dan merasa kasihan karena mungkin hanya sekedar menghibur diri. lalu semua meninggalkan keluarga kakek tua untuk memberi kesempatan kepadanya untuk menenangkan diri.

beberapa hari berlalu dan suatu pagi terjadi kegemparan ternyata pada malam sebelumnya kuda kuda kake tua kembali ke kandangnya. dan bersama dengan mereka ikut segerombolan kuda liar dari hutan. dalam sekejap mata kake tua memiliki banyak kuda.

berita ini menggemparkan seisi desa. pra tetangga datang memberikan selamat atas keberuntungan ini. semua memuji bahwa nasib kake semakin baik di hari tuanya mereka berucap " sungguh beruntung nasibmu, pak tua. sekarang kamu memiliki kuda paling banyak dan orang paling kaya di desa kita." kake tua hanya menggelengkan kepala sambil menjawab.," saya merasa biasa biasa saja. ini hanya satu peristiwa dalam hidup saya. semua ini hanya bagian kehidupan,"
para tetangga semakin bingung dengan sikap kakek tua yang agak aneh itu. mereka menganggapnya orang yang tidak tau bersyukur dalam hidup. lalu mereka meninggalkan kake tua yang semakin membingungkan  mereka itu.


beberapa hari berlalu. seperti biasa, putra kake tua secara berkala mencari kayu bakar di hutan untuk keperluan memasak. paginya putranya berangkat ke hutan, dan sesampainya di sana, memulai menebang pohon untuk mengambil batang kayunya, karena kurang hati- hati, suatu ketika kapak yang di ayunkan kebatang pohon melesat dan menebas kaki kanan nya. kakinya mengalami pendarahan dan luka yang parah. dia akhirnya di selamatkan oleh penduduk desa yang kebetulan lewat.
berita tentang kecelakaan putra kake tua kembali menggemparkan desa. beramai ramai mereka datang ke rumah kakek tua untuk membesuk putranya. mereka merasa kasihan dan berusaha menghibur kake tua karena putranya bakal menderita cacat seumur hidup." sungguh malang nasibmu, pak tua, putra satu-satumu sekarang cacat. siapa lagi sekarang yang membantu dan menjagamu?" kake tua hanya terdiam dan membisu, tertegun, merenung lalu menjawab." bagi saya ini hal biasa. demikianlah yang seharusnya terjadi. semua ini hanya bagian kehidupan."
Para tetangga semakin bingung dengan jawaban kake tu. kali ini mereka menganggap kake tua ini bukan orang yang aneh, tetapi sudah hampir gila. lalu, mereka tampak banyak bicara meninggalkan kakek yang mereka anggap lain dari biasa itu.

Beberapa hari berlalu. suatu hari desa itu kedatangan tentara kerajaan yang sedang mencari pemuda-pemuda sehat  untuk di ikut sertakan berperang karena kerajaan sedang diserang musuh. semua pemuda dari desa itu diambil paksa untuk ikut kewajiban membela kerajaan. berhubung putra kake cacat maka dia tidak ikut di bawa pergi. maka kakek tua tetap dapat tetap hidup tenang dimasa tuanya dengan ditemani putra tunggalnya.

Cerita di atas memberikan inspirasi kepada kita tentang hakekat kehidupan. jika anda pernah mendengar atou membaca sebelumnya, biarlah cerita ini mengingat anda kembali untuk menghayati hidup dengan cara yang baru.
moral cerita di atas begitu sederhana. hidup ini penuh dengan serangkaian peristiwa yang datang silih berganti ada yang kita sukai dan menyenangkan kita, ada yang tidak kita sukai dan mengantar penderitaan bagi kita.
begitulah kehidupan.
Moral yang lain, ketika kemalangan datang menghampiri, kita tidak perlu terlalu bersedih hati. tersenyumlah, mungkin saja keberuntungan sedang dalam perjalanan mengunjungi kita. dan ketika keberuntungan mengunjungi di pintu kehidupan kita tidak perlu merasa senang dan bahagia berlebihan. siapkanlah hati mungkin kemalangan sedang mengintai, menunggu saat lengah untuk menerkam kita.

Kisah di atas sangat mempengaruhi cara pandang saya terhadap kehidupan. saya berharap hal yang sama terjadi terhadap anda juga. semoga.

Selasa, 15 Maret 2011

Rini Marini Laksmi SPd

Artikel kali ini tentang pengembangan diri. Semoga bermanfaat. Mungkin kita terbiasa untuk menuntaskan apa yang semestinya kita kerjakan setiap hari dengan berkerja keras di akhir pekan.
Namun sahabat, bukan itu makna dari tujuh hari dalam seminggu.
Ketika seseorang ingin sembuh dari penyakit, ia harus minum obat setiap hari; bukan dengan meminum seluruh dosis di akhir pekan.
Begitu pula agar seorang siswa dapat naik kelas, maka ia harus mengerjakan pelajaran dan belajar setiap malam; bukan membaca bertumpuk buku sehari menjelang ujian.
Ini adalah prinsip sederhana dari produktivitas.
Produktivitas bukanlah  sekedar menghasilkan apa yang dapat kita hasilkan sekarang atau esok. Namun, produktivitas adalah menjaga agar manfaat dari hasil itu bisa diperoleh sebaik-baiknya hingga di masa-masa mendatang. Mungkin anda bisa menghafal semua pelajaran anda dalam waktu semalam, namun jangan menyesal jika itu hanya bertahan semalam pula. Karena itu, produktivitas selalu berkenaan dengan waktu. Sedangkan waktu adalah ketekunan, kesabaran, dan ketahanan diri.

Senin, 14 Maret 2011

Rini Marini Laksmi SPd

Persahabatan itu indah dan sungguh agung nilainya. Artikel ini saya tulis spesial buat sahabat  yang kemarin mengakhiri masa lajangnya dengan menikahi seorang Pemuda pujaan hatinya. Sungguh!! hati ini merasa sedih dan pilu karena  tidak bisa mengucapkan doa restu dihari bahagianya. Saya hanya bisa mendoakan dari jauh semoga pernikahanmu kelak menjadi keluarga yang bahagia, sakinah, mawadah dan warahmah. amin…amin ya rabbal alamin.

Ir.Yanto Susanto(36).

“Tak pernah sekali pun saya berusaha untuk dikenang dunia, hidupku ini kubaktikan pada peristiwa-peristiwa di sekitar, bagi generasi dan jamanku, semata-mata agar diriku terjalin dengan sesuatu yang penting bagi sesama dan Keluargaku”.

Rabu, 09 Maret 2011